0
0
Oleh Pepih Nugraha, Founder Pepnews.com
Enak betul kalau syarat jadi Presiden RI itu cukup dengan memasang baliho di sudut desa dan kota se-Indonesia, tinggal kuat-kuatan dana untuk bikin balihonya saja, beres urusan. Jadilah Presiden RI. Asyeeek…
Belajarlah dari sejarah wahai, Ferguso, wahai Maria Mercedes, yang sudah-sudah saja berbekal baliho yang muncul di mana-mana mengepung desa dan kota, belum lagi tampil “ngiklan” di televisi, ujung-ujungnya tidak jadi apa-apa, bukan?
Tapi kalian tetap ngeyel, itu ‘kan usaha, upaya, ikhtiar? Betul, ikhtiar itu perlu. Tapi yang kalian butuhkan itu sekarang cuma benda murah yang bisa dibeli dimana-mana: CERMIN.
Itulah yang mendesak kalian miliki sekarang ini: cermin. Cermin bukan buat main tiktokan, buat ngaca! Nah, bercerminlah kalian sesering mungkin lalu bertanya pada diri: apakah sudah layak jadi Presiden RI!
Begini, saya kasih kalian pemahaman sedikit saja, pemimpin itu adanya di hati rakyat, bukan di jalan-jalan rakyat tempat kalian masang baliho. Pemimpin itu bukan di baliho, paham!?
Jangan kalian anggap rakyat Indonesia itu goblok-goblok, yang mau saja dibujuk gambar dan bujuk rayu pemanis kata di baliho-baliho raksasa itu.
Pada zaman di mana penetrasi internet dan medsos sudah jadi mainan sehari-hari, mereka tinggal masukkan nama kalian, maka keluarlah berbagai informasi tentang kalian. Kalau tanpa prestasi atau minim perbuatan baik, mana mau rakyat milih kalian.
Lagi pula jadi pemimpin itu ga perlu dibuat-buat kok, apalagi diiklankan pakai baliho, “nature” kepemimpinan sudah melekat dalam diri seorang pemimpin, bahkan dalam diri calon Presiden RI mendatang. Percaya apa kata Rudi.
Rumus jadi Presiden RI pengganti Jokowi nanti sederhana saja kok: siapa yang relatif disukai netizen, besar kemungkinan dia bakal terpilih.
Tetapi sebaliknya, jika mutlak dimusuhi netizen, ya ga bakalan jadi sampai datangnya lebaran unta sekalipun!
